Jumat, 29 April 2016

PENGERTIAN MESIN BUBUT


  • Mesin Bubut
Mesin bubut adalah salah satu jenis mesin perkakas yang digunakan untuk proses pemotongan benda kerja yang dilakukan dengan membuat sayatan pada benda kerja dimana pahat digerakkan secara translasi dan sejajar dengan sumbu dari benda kerja yang berputar. Mesin bubut merupakan mesin perkakas yang memiliki populasi terbesar di dunia ini dibandingkan mesin perkakas lain seperti mesin freis, drill, sekrap dan mesin perkakas lainnya. 
Gambar 1 mesin bubut


  • Prinsip Kerja Mesin Bubut
Prinsip kerja mesin bubut ialah menghilangan bagian dari benda kerja untuk memperoleh bentuk tertentu dimana benda kerja diputar dengan kecepatan tertentu bersamaan dengan dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar benda kerja. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif dan gerakkan translasi dari pahat disebut gerak makan (feeding).



Bagian-bagian Mesin Bubut
Pada dasarnya mesin bubut terdiri dari beberapa komponen utama antara lain:
1.                      Meja mesin
2.                      Headstock
3.                      Tailstock
4.                      Compound slide
5.                      Across slide
6.                      Toolpost
7.                      Leadscrew
8.                      dan lain-lain. 
Gambar berikut ini diperlihatkan nama-nama bagian atau komponen yang umum dari mesin bubut:
Fungsi masing-masing bagian mesin bubut ialah sebagai berikut:

  • Tailstock untuk memegang atau menyangga benda kerja pada bagian ujung yang berseberangan dengan chuck (pencekam) pada proses pemesinan di mesin bubut.  
  • Lead crew adalah poros panjang berulir yang terletak agak dibawah dan sejajar dengan bangku, memanjang dari kepala tetap sampai ekor tetap. Dihubungkan dengan roda gigi pada kepala tetap dan putarannya bisa dibalik. Dipasang ke pembawa (carriage) dan digunakan sebagai ulir pengarah untuk membuat ulir saja dan bisa dilepas kalau tidak dipakai. 
  • Feedrod terletak dibawah ulir pengarah yang berfungsi untuk menyalurkan daya dari kotak pengubah cepat (quick change box) untuk menggerakkan mekanisme apron dalam arah melintang atau memanjang. 
  • Carriage terdiri dari tempat eretan, dudukan pahat dan apron. Konstruksinya kuat karena harus menyangga dan mengarahkan pahat pemotong. Dilengkapi dengan dua cross slide untuk mengarahkan pahat dalam arah melintang. Spindle yang atas mengendalikan gerakan dudukan pahat dan spindle atas untuk menggerakkan pembawa sepanjang landasan. 
  • Toolpost digunakan sebagai tempat dudukan pahat bubut, dengan menggunakan pemegang pahat. 
  • Headstock adalah tempat terletaknya transmisi gerak pada mesin bubut yang mengatur putaran  yang dibutuhkan pada proses pembubutan


  • Dimensi dan Jenis Mesin Bubut
Dimensi atau ukuran mesin bubut biasanya dinyatakan dalam diameter benda kerja yang dapat dikerjakan pada mesin tersebut. misalnya sebuah mesin bubut ukuran 400 mm mempunyai arti mesin bisa mengerjakan benda kerja sampai diameter 400 mm. Ukuran kedua yang diperlukan dari sebuah mesin bubut adalah panjang benda kerja. Beberapa pabrik menyatakan dalam panjang maksimum benda kerja diantara kedua pusat mesin bubut, sedangkan sebagian pabrik lain menyatakan dalam panjang bangku. Ada beberapa variasi dalam jenis mesin bubut dan variasi dalam desainnya tersebut tergantung cara pengoparasiannya dan jenis produksi atau jenis benda kerja. 

Dilihat cara pengoperasian mesin bubut dibagi menjadi dua jenis yaitu mesin bubut manual/mesin bubut konvensional dan mesin bubut otomatis/ mesin bubut cnc. Mesin bubut manual adalah mesin bubut yang proses pengoperasiannya secara manual dilakukan oleh manusia secara langsung, sedangkan mesin bubut atomatis adalah mesin bubut yang perkakasnya secara otomatis memotong benda kerja dan mundur setelah proses diselesaikan, dimana semua pegerakan sudah diatur atau diprogram secara otomatis dengan mengunakan komputer. Mesin bubut yang otomatis sepenuhnya dilengkapi dengan tool magazine sehingga sejumlah alat potong dapat diletakan dimesin secara berurutan dengan hanya sedikit pengawasan dari operator. Mesin bubut otomatis ini lebih dikenal dengan sebutan CNC (Computer Numerical Control) Lathe Machine ( mesin bubut dengan sistem komputer kontrol numerik), seperti pada gambar berikut:

Gambar  (a). Mesin bubut CNC,  Gambar (b). Mesin bubut konvensional

Gerakan-gerakan dalam membubut
  1.      Gerakan berputar, yaitu bentuk gerakan rotasi dari benda kerja yang digerakan pahat dan dinamakan gerakan potong.
  2.     Gerakan memanjang, yaitu bentuk gerakan apabila arah pemotongannya sejajar dengan sumbu kerja. Gerakan ini juga disebut gerakan pemakanan.
  3.   Gerakan melintang, yaitu bentuk gerakan apabilah arah pemotongannya tegak lurus terhadap sumbu kerja. Gerakan ini juga disebut dengan gerakan melintan atau pemotongan permukaan. 
Cara menggunakan mesin bubut

  1.  . Mepersiapkan alat-alat yang diperlukan seperti pahat bubut,kunci chuck, dll,
  2.    Memastikan keadaan mesin masih off dan mesin itu terhindar dari benda yang mudah terbakar,
  3. .  Memasang pahat bubut pada rumah pahat (tool post) setinggi ujung senter.
  4.    Memasang benda kerja yang akan dibubut pada cekam/chuck.
  5.    Membubut benda kerja sesuai spesifikasi yang diinginkan.

Peralatan pelengkap yang terdapat pada mesin bubut 

1.                      Pelat cekam (pencekam)
2.                      Pelat pembawa
3.                      Senter
4.                      Collet
5.                      Penyangga
6.                      Pahat bubut
7.                      Dll

Jenis pekerjaan yang dapat dilakukan dengan mesin bubut

  1. Pembubutan muka (facing), yaitu proses pembubutan yang dilakukan pada tepi penampang atau gerak lurus terhadap sumbu benda kerja, sehingga diperoleh permukaan yang halus dan rata.
  2. Pembubutan rata (pembubutan silindris), yaitu pengerjaan benda yang dilakukan sepanjang garis sumbu.
  3. Pembubutan ulir (threading), yaitu pembubutan ulir dengan pahat ulir.
  4. Pembubutan tirus (taper), yaitu proses pembubutan enda kerja berbentu konis.
  5. Pembubutan (drilling), yaitu pembubutan denganmenggunakan mata or, sehingga akan diperoleh lubang pada benda kerja.
  6. Perluasan lubang (boring), yaitu proses pembubutan yang bertujuan untuk memperbesar lubang.
Parameter pemotongan pada mesin bubut

  1. Kecepatan potong (Cutting Speed), yaitu kecepatan dimana pahat melintasi benda kerja untuk mendapatkan hasil yang paling baik pada kecepatan yang sesuai.
  2. Gerak makan (Feed), adalah penggerak titik sayat alat potong per satu putaran benda kerja.
  3. Kedalaman Pemotongan (Depth of Cut), adalah dimana dalamnya masuk alat potong  menuju sumbu-sumbu benda.
  4. Waktu Pemesinan ( Mechining Time), adalah banyaknya waktu penyayatan yang dibutuhkan untuk mengerjakan (membentuk atau memotong) suatu benda kerja.
Keselamatan kerja pada proses bubut

  1. Baca dulu intruksi manual sebelum memulai mengoprasikan mesin
  2. Upayakan tempat kerja tetap bersih dengan penerangan yang memadai
  3. Semua peralatan harus digrounded
  4. Gunakan selalu kacamata pelindung setiap saat bekerja dengan mesin
  5. Hindari pengoprasian mesin pada lingkungan yang berbahaya, seperti lingkungan                       yang banyak mengan dung bahan mudah terbakar
  6. Yakinkan bahwa tombol dalam keadaan OFF sebelum menghubungkan mesin dengan                  sumber listrik
  7. Pertahan kan kebersihan tempat kerja, bebas dari kekacaua, minyak dan sebagainya
  8. Tetapkan batas aman untuk pengunjung
  9. Ketika membersihkan mesin, upayakan mesin dalam keadaan mati, maka lebih baik                   jika hubungan dengan sumber listrik diputus
  10. Gunakan selalu alat dan perlengkapan yang ditentukan
  11. Gunakan selalu alat yang benar.

Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menghindari kecelakaan kerja


  1. Lindungi lintasan meja dari hubungan langsung dengan listrik.
  2. Selalu gunakan kaca mata pelindung.
  3. Jangan menghentikan spindel dengan tangan.
  4. Jangan biarkan kunci chuck tetap menempel pada chuck.


Cara Mengasah Pahat

Cara Mengasah Pahat Bubut


       Mengasah pahat adalah bagian dari tekhnik dan juga bagian dari seni. Dalam tutorial mesin bubut kali ini yang kita pelajari adalah mengasah pahat bubut HSS. Pahat bubut HSS dijual dalam keadaan blank(belum dibuat sisi potongnya). Ukuran yang tersedia biasanya mulai dari 5/16",3/8",1/2" dst (penampang) dan panjangnya 2",4",6"dst.



Pahat HSS

         Ada empat langkah yang harus ditempuh untuk membuat sebuah pahat bubut muka kanan, yang akan kita pakai contoh dalam kasus mengasah pahat HSS kali ini,yaitu:
  •  menggerinda di bagian ujung
  •  menggerinda sisi kirinya
  • menggerinda sisi atasnya
  • membulatkan ujungnya



Model yang menunjukkan bagian yang digerinda

Pertama kita akan menggerinda bagian depan batang HSS ini (bagian yang berwarna kuning dari model diatas). Gunakan batu gerinda kasar. Posisikan pahat agak miring ke kiri 10-15 derajat. Hal inni akan membuat sudut pembebas,agar tidak semua bagian pahat bersentuhan dengan benda kerja nantinya. Proses pengerindaan membuat pahat menjadi panas,maka kita perlu sesekali mencelubkan ke cairan pendingin selama kurang lebih 15 detik.

Langkah 1a                                     Langkah 1b 
 Langkah 1c

Langkah kedua,kita akan menggerinda sisi potongnya,karena pahat yang kita buat pahat kanan maka sisi potongnya ada di sebelah kiri(ditunjukkan warna merah pada model).  Prosedur dasarnya adalah sama kecuali bahwa kita memegang alat dengan sisi sekitar sudut 10 derajat ke roda gerinda.

 Langkah 2a                                        Langkah 2b

Langkah 2c

Langkah ketiga,kita akan membuat sudut pembuangan tatal pada sisi atas,pada model ditunjukkan warna biru. Pada langkah ini,kita harus lebih berhati-hati,jangan sampai bagian sisi potongnya yaitu pertemuan sisi kiri dan atas, ikut tersapu batu gerinda. Jika terjadi maka ketinggian sisi potongnya akan berkurang atau lebih rendah dari badan pahat itu sendiri,masih bisa dipakai memang,namun mungkin akan membutuhkan plat ganjal tambahan saat menyetel.

Langkah 3

Langkah keempat atau terakhir adalah membulatkan ujung sisi potongnya. Untuk tugas membubut yang normal, ujung sisi potong yang terlalu tajam seperti gambar diatas tidak akan bertahan lama. Karena itu kita harus membuatnya memiliki radius kecil agar bisa digunakan dalam pemakanan yang cukup dalam.

 Langkah 4a                                          Langkah 4b


Untuk bahan tertentu,kemiringan dari sudut potong,sudut pembuangan tatal dan pembebas,mungkin memerlukan ukuran yang berbeda. Berikut ini adalah contoh pahat rata kiri yang kami buat:

Proses Pembubutan Tirus

Proses membubut tirus

Benda kerja berbentuk tirus (taper) dihasilkan pada proses bubut apabila gerakan pahat membentuk sudut tertentu terhadap sumbu benda kerja. Cara membuat benda tirus ada beberapa macam :
      a) Dengan memiringkan eretan atas pada sudut tertentu (Gambar  1), gerakan pahat (pemakanan)  dilakukan secara manual (memutar handel eretan atas). Pengerjaan dengan cara ini memakan waktu cukup lama, karena gerakan pahat kembali relatif lama (ulir eretan atas kisarnya lebih kecil dari pada ulir transportir).
      b)  Dengan alat bantu tirus (taper attachment), pembuatan  tirus dengan alat ini adalah untuk benda yang memiliki sudut tirus relatif kecil (sudut sampai dengan ±9o). Pembuatan tirus lebih cepat karena gerakan pemakanan (feeding) bisa dilakukan otomatis (Gambar 2).


Gambar 1.  Proses membubut tirus luar dan tirus dalam dengan memiringkan eretan atas, gerakan penyayatan ditunjukkan oleh anak panah


Gambar 2.  Proses membubut tirus luar dengan bantuan alat bantu tirus ( Taper attachment)

      c)  Dengan menggeser kepala lepas (tail stock), dengan cara ini proses pembubutan tirus dilakukan  sama dengan proses membubut lurus dengan bantuan dua senter. Benda kerja tirus terbentuk karena sumbu kepala lepas tidak sejajar dengan sumbu kepala tetap (Gambar 3) Untuk cara ini sebaiknya hanya untuk sudut tirus yang sangat kecil, karena apabila sudut tirus besar bisa merusak senter jalan  yang dipasang pada kepala lepas.

      

Gambar 3. Bagian kepala lepas yang bisa digeser, dan pembubutan tirus dengan kepala lepas yang digeser
Perhitungan pergeseran kepala lepas pada pembubutan tirus dijelaskan dengan gambar 4 dan rumus berikut.
 


Gambar 4. Gambar benda kerja tirus dan notasi yang digunakan
Pergeseran kepala lepas (v) pada Gambar  4, di atas dapat dihitung dengan rumus :

Dimana :
D = diameter mayor (terbesar) ; mm
d  = diameter minor (terkecil); mm
l  = panjang bagian tirus ; mm
L  = panjang benda kerja seluruhnya; mm

Penentuan  pahat, perhitungan elemen pemesinan, dan penentuan langkah kerja/jalannya  pahat untuk pembuatan benda kerja tirus analog dengan perencanaan proses bubut lurus. Perbedaannya ada pada perhitungan waktu pemesinan untuk pembuatan tirus dengan cara menggeser sudut eretan atas. Hal ini terjadi karena gerakan pahat dilakukan secara manual sehingga rumus waktu pemesinan (tc) tidak dapat digunakan

sebelum
sesudah




Proses Pembuatan Alur

Proses Membubut Alur

Alur  (grooving)  pada  benda  kerja  dibuat  dengan  tujuan  untuk   member kelonggaran  ketika  memasangkan  dua  buah  elemen  mesin,   membuat  baut  dapat bergerak penuh, dan memberi jarak bebas pada proses gerinda terhadap suatu poros ( Gambar  1). Dimensi alur ditentukan berdasarkan dimensi benda kerja dan fungsi dari alur tersebut.  Bentuk alur ada tiga macam yaitu:   kotak, melingkar, dan V (Gambar  14). Untuk bentuk-bentuk alur tersebut pahat yang digunakan diasah dengan mesin gerinda disesuaikan dengan bentuk alur yang akan dibuat. Kecepatan potong yang digunakan

Gambar 1. beberapa jenis bentuk profil ulir
Gambar 14.  Alur untuk : (a) pasangan poros dan lubang, (b) pergerakan baut agar penuh, (c) jarak bebas proses penggerindaan poros
ketika  membuat alur sebaiknya setengah dari kecepatan potong bubut rata. Hal tersebut dilakukan karena bidang potong proses pengaluran relatif lebar.
Gambar 15. Bentuk alur kotak, melingkar, dan V
Proses  yang  identik  dengan  pembuatan  alur  adalah  proses  pemotongan  benda  kerja (parting).  Proses  pemotongan  ini  dilakukan  ketika  benda  kerja  selesai  dikerjakan dengan bahan benda kerja yang relatif panjang (Gambar 15).
Gambar 16. Proses pemotongan benda kerja
Beberapa petunjuk penting  yang harus diperhatikan ketika melakukan pembuatan alur atau proses pemotongan benda kerja adalah : 
  1. Cairan pendingin diberikan sebanyak mungkin.
  2. Ujung pahat diatur pada sumbu benda kerja.
  3. Posisi pahat atau pemegang pahat tepat 90o terhadap sumbu benda kerja.
  4. Panjang pemegang  pahat atau pahat  yang menonjol ke arah benda kerja sependek mungkin agar pahat atau benda kerja tidak bergetar.
  5. Dipilih batang pahat yang terbesar.
  6. Kecepatan potong dikurangi (50% dari kecepatan potong bubut rata).
  7. Gerak makan dikurangi (20% dari gerak makan bubut rata).
  8. Untuk  alur  aksial,  penyayatan  pertama  dimulai  dari  diameter  terbesar  untuk mencegah berhentinya pembuangan beram.


 Sebelum


Sesudah



 


Proses Pembubutan Ulir

Proses Membubut Ulir

Proses  pembuatan  ulir  bisa  dilakukan  pada  mesin  bubut.  Pada  mesin  bubut konvensional  (manual)  proses  pembuatan  ulir  kurang  efisien,  karena  pengulangan pemotongan harus dikendalikan secara manual, sehingga proses pembubutan lama dan hasilnya  kurang  presisi.  Dengan  mesin  bubut  yang  dikendalikan  CNC  proses pembubutan ulir menjadi sangat efisien dan efektif, karena sangat memungkin membuat ulir dengan kisar (pitch) yang sangat bevariasi dalam waktu relatif cepat dan hasilnya presisi. Nama- nama bagian ulir segi tiga dapat dilihat pada Gambar 5.
Ulir segi tiga tersebut bisa  berupa ulir tunggal atau ulir ganda. Pahat yang digunakan untuk  membuat  ulir  segi  tiga  ini  adalah  pahat  ulir  yang  sudut  ujung  pahatnya  sama dengan  sudut  ulir  atau  setengah  sudut  ulir.  Untuk  ulir  metris  sudut  ulir  adalah  60o, sedangkan  ulir  Whitwoth  sudut  ulir  55o. Identifikasi  ulir  biasanya  ditentukan berdasarkan  diameter  mayor  dan  kisar  ulir.  Misalnya  ulir  M5x0,8  berarti  ulir  metris dengan diameter mayor 5 mm dan kisar (pitch) 0,8 mm.

Gambar 1. Nama – nama bagian ulir
Selain ulir metris pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir  Whitworth  (sudut ulir 55o). Identifikasi ulir ini ditentukan oleh diamater mayor ulir dan jumlah ulir tiap inchi .Misalnya untuk ulir Whitwoth 3/8” jumlah ulir tiap inchi adalah 16 (kisarnya 0,0625”). Ulir ini biasanya digunakan untuk membuat ulir pada pipa mencegah kebocoran fluida).
Selain ulir segi tiga, pada mesin bubut bisa juga dibuat ulir segi empat (Gambar 2). Ulir segi empat ini biasanya digunakan untuk ulir daya. Dimensi utama dari ulir  segi empat pada dasarnya sama dengan ulir segi tiga yaitu : diameter mayor, diameter minor, kisar  (pitch),  dan  sudut  helix.  Pahat  yang  digunakan  untuk  membuat  ulir  segi  empat adalah pahat yang dibentuk (diasah) menyesuaikan bentuk alur ulir segi empat dengan pertimbangan sudut helix ulir. Pahat ini biasanya dibuat dari HSS atau pahat sisipan dari bahan karbida.


Gambar 2. Ulir segi empat
  • Pahat ulir

         Pada proses pembuatan ulir dengan menggunakan mesin bubut manual  pertamatama  yang harus diperhatikan adalah sudut pahat. Gambar  3  ditunjukkan bentuk pahat ulir  metris  dan  alat  untuk  mengecek  besarnya  sudut  tersebut  (60o).  Pahat  ulir  pada gambar tersebut adalah pahat ulir luar dan pahat ulir dalam. Selain pahat terbuat dari HSS pahat ulir yang berupa sisipan ada yang terbuat dari bahan karbida ( Gambar 4).


Gambar 3. Pahat ulir metris untuk ulir luar dan ulir dalam.

Gambar 4. Proses pembuatan ulir luar dengan pahat sisipan.

Setelah  pahat  dipilih,  kemudian  dilakukan  setting  posisi  pahat  terhadap  benda kerja. Setting ini dilakukan terutama untuk mengecek posisi ujung pahat bubut terhadap sumbu  mesin  bubut/  sumbu  benda  kerja.  Setelah  itu  dicek   posisi  pahat  terhadap permukaan benda kerja , supaya diperoleh sudut ulir yang simetris terhadap sumbu yang tegak lurus terhadap sumbu benda kerja (Gambar 5).

Gambar 5. Setting pahat bubut untuk proses pembuatan ulir luar

Parameter  pemesinan  untuk  proses  bubut  ulir  berbeda  dengan  bubut  rata.  Hal tersebut terjadi karena pada proses pembuatan ulir gerak makan (f) adalah kisar (pitch) ulir tersebut, sehingga putaran spindel tidak terlalu tinggi (secara kasar sekitar setengah dari  putaran  spindel  untuk  proses  bubut  rata). Perbandingan  harga  kecepatan  potong untuk proses bubut rata (Stright turning) dan proses bubut ulit (threading) dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kecepatan potong proses bubut rata dan proses bubut ulir untuk pahat HSS

  • Langkah penyayatan ulir

Supaya  dihasilkan  ulir  yang  halus  permukaannya  perlu  dihindari  kedalaman potong  yang  relatif  besar.  Walaupun  kedalaman  ulir   kecil  (misalnya  untuk  ulir M10x1,5 , dalamnya ulir 0,934 mm) proses penyayatan tidak dilakukan sekali potong, biasanya dilakukan penyayatan antara 5 sampai 10 kali penyayatan ditambah sekitar 3 kali penyayatan kosong (penyayatan pada diameter terdalam). Hal tersebut karena pahat ulir  melakukan  penyayatan  berbentuk  V.   Agar  diperoleh  hasil  yang  presisi  dengan proses  yang  tidak  membahayakan  operator  mesin,  maka  sebaiknya  pahat  hanya menyayat pada satu sisi saja (sisi potong pahat sebelah kiri untuk ulir kanan, atau sisi potong  pahat  sebelah  kanan  untuk  ulir  kiri). Proses  tersebut  dilakukan  dengan  cara memiringkan eretan atas dengan sudut 29o. (Gambar 6) untuk ulir metris. Sedang untuk ulir Acme dan ulir cacing dengan sudut 29o, eretan atas dimiringkan 14,5o.

Gambar 6. Eretan atas diatur menyudut terhadap sumbu tegak lurus benda kerja dan arah pemakanan pahat bubut

Proses penambahan kedalaman potong (dept of cut) dilakukan oleh eretan atas .
Proses bubut ulir dilakukan dengan cara :
  • Memajukan pahat pada diameter luar ulir.
  • Setting ukuran pada eretan atas menjadi 0 mm.
  • Tarik  pahat  ke  luar  benda  kerja,  sehingga  pahat  di  luar  benda  kerja  dengan  jarak bebas sekitar 10 mm.
  • Atur handel kisar menurut tabel kisar yang ada di mesin bubut, geser handel gerakan eretan bawah untuk pembuatan ulir.
  • Masukkan pahat dengan kedalaman potong sekitar 0,1 mm.
  • Jalankan mesin sampai panjang  ulir yang dibuat terdapat goresan pahat, kemudian hentikan mesin dan tarik pahat keluar.
  • Periksa kisar ulir yang dibuat (Gambar 7) dengan menggunakan kaliber ulir (screw pitch  gage).  Apabila  sudah  sesuai  maka proses  pembuatan  ulir  dilanjutkan.  Kalau kisar belum sesuai periksa posisi handel pilihan kisar pada mesin bubut.


Gambar  7. Pengecekan kisar ulir dengan kaliber ulir
  • Gerakkan  pahat  mundur  dengan  cara  memutar  spindel  arah  kebalikan,  hentikan setelah  posisi  pahat  di  depan  benda  kerja  (Gerakan  seperti  gerakan  pahat  untuk membuat poros lurus).
  • Majukan pahat untuk kedalaman potong berikutnya dengan memajukan eretan atas.
  • Langkah dilanjutkan seperti no 7) sampai kedalam ulir maksimal tercapai.
  • Pada kedalaman ulir maksimal proses penyayatan perlu dilakukan berulang-ulang agar beram yang tersisa terpotong semuanya.
  • Setelah  selesai  proses  pembuatan  ulir,  hasil  yang  diperoleh  dicek  ukuranya (Diameter mayor, kisar, diameter minor, sudut).